KisahTanpa Kategori

Firdaus Petani Asal Salayo Yang Sukses Mengembangkan Pisang Kepok Tanjung

×

Firdaus Petani Asal Salayo Yang Sukses Mengembangkan Pisang Kepok Tanjung

Sebarkan artikel ini

SOLOK, JN- Firdaus petani asal Nagari Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, dinilai  sukses mengembangkan Pisang Kepok Tanjung di Sumatera Barat.

Meski nama pisang Kepok Tanjung masih belum begitu ramai diketahui masyarakat di Kabupaten Solok, namun Firdaus atau lebih dikenal dengan panggilan pak Kasieh, sudah memproduksi pisang Kepok Tanjung dan sudah memasarkannya ke pulau Jawa.

Kepada media ini Firdaus di kediamannya menyebukkan bahwa pihaknya sudah kewalahan memenuhi permintaan pembelian bibit dan buah Pisang Kepok Tanjung dari berbagai wilayah. Paling tidak, setiap bulan bulan dia mampu menjual puluhan ribu bibit pisang berbuah banyak itu.

Pisang Kepok Tanjung berbeda dengan pisang biasa, Pisang Kepok Tanjung memiliki tandan cukup besar dengan panjang sekitar 1,5 meter. Uniknya, pisang ini juga tidak memiliki jantung seperti pisang mayoritas.

 “Isi tandan pisangnya sekitar 350 buah, kalau yang sudah matang itu sekitar 200 biji, karena sering diambil anaknya, jadi buahnya sedikit tapi besar-besar,” kata Firdaus yang juga Ketua Kelompok Tani Sarumpun Saiyo, Jum’at (21/1).
Secara ekonomis, pisang Kepok lebih menjanjikan dibanding jenis pisang lainnya. Rata-rata satu tandan pisang Kepok Tanjung bisa menghasilkan 250-300 buah. Sementara pisang Batu biasa, rata-rata hanya 100-150 buah per tandan.
Dari segi ukuran buah, Pisang Kepok Tanjung juga lebih besar, tentu harganya juga lebih mahal. Selain itu, cita rasanya juga tidak kalah dibanding pisang Batu Kampung. Secara ketahanan, Pisang Kepok lebih tahan penyakit.

Baca Juga :
Ketua TP PKK Nagari Muaro Pingai Diserahterimakan

Meski tidak tamat SD, namun pria ini merupakan satu-satunya penangkar pisang Kepok Tanjung di Sumbar yang sudah bersertifikat. Kebun pisangnya berada tak jauh dari kediamannya di Nagari Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.

Luas kebun indukan pisang Firdaus mencapai 11 hektare. 
Pengembangan  Pisang Kepok Tanjung itu berawal dari dua batang bibit pisang yang diberi salah seorang tetangganya yang bekerja di Balitbu Tropika Solok, tahun 2011 silam.

 “Semula hanya dua batang bibit pisang itu ditanam di depan rumah. Setelah itu atau sekitar empat tahun sesudahnya tumbuh, dipindahkan ke lahan lain. Dan hari ini, jumlah pisang Kepok Tanjung yang saya milikinya mencapai 3 ribu batang lebih,”  terang Firdaus.
 Pembibitan Pisang Kepok Tanjung yang dikembangkan ayah tujuh anak itu mulai dikenal masyarakat. Tak sedikit yang datang membeli bibit pisang kepadanya. Sejak saat itu pula dia dan istrinya serius menggeluti usaha pembibitan pisang Kepok Tanjung.

Banyak pesanan bibit yang masuk ke dirinya. Ada yang dari Jambi, Kalimantan, Bandung, Aceh, Malang dan daerah lainnya, dan tidak tertampung semuanya, peluang usaha penangkaran bibit pisang masih terbuka.


“Ada dua jenis anak pisang Kepok yang dijual Firdaus. Pertama anakan yang langsung diambil dari rumpun pisang induk dengan harga Rp30 ribu per batang. Kemudian anakan pisang yang disemai dengan harga Rp20 ribu per batangnya.
“Dalam sebulan, permintaan bibit pisang Kepok ini bisa mencapai puluhan ribu batang. Namun, hanya sebagian kecil yang mampu terpenuhi. Itu pun sudah dibantu anggota kelompok tani Sarumpun Saiyo yang saya pimpin,” tutur Firdaus.
Dijelaskannya, ada konsumen yang sekali pesan 8 ribu batang, ada yang ratusan, kalau kondisi sekarang terpaksa ambil yang kecil-kecil atau dalam jumlah ratusan. Masalahnya  kalau yang besar tidak bisa terpenuhi.

Baca Juga :
PPID Unand Berkomitmen Wujudkan Keterbukaan Informasi Publik Gandeng KI Sumbar


Hingga saat ini omzet penjualan pisang dan bibit pisang yang dilakoninya tembus angka puluhan juta per bulannya. Rata-rata dia bersama kelompok tani bisa memenuhi permintaan sampai seribu batang lebih setiap bulannya.

“Kalau pisang Kepok super, sekarang harganya bisa Rp1.200 per buah, yang ukuran sedang Rp900 dan kecil sekitar Rp700. Jadi, satu tandannya bisa dihargai Rp200 ribu sampai Rp300 ribu,” terang Firdaus.

Pihaknya bercita-cita menjadikan Nagari Selayo, Kabupaten Solok sebagai sentra pisang Kepok. Sehingga kesejahteraan petani di daerah itu semakin naik. Saat ini, sudah ada sekitar 100 hektare lahan pisang Kepok di kawasan Jorong Batu Palano, Selayo.


“Saya berharap pisang Kepok Tanjung ini bisa menjadi komoditi ekspor Kabupaten Solok dimasa mendatang,” tutur Firdaus (wandy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.