SOLOK, JN-
Dari sebanyak 35 kursi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD kabupaten Solok, hanya sekitar 5 orang saja berasal dari generasi muda millenial.
Untuk itu, pada Pileg bulan Februari 2024 mendatang, diharapkan jatah kursi tersebut diduduki minimal 10 orang generasi muda millenial.
Hal itu disampaikan pengusaha dan sekaligus politisi muda asal partai Golkar dari Dapil Kabupaten Solok 2, Trio Karno Vivo, Kamis (27/7), bahwa untuk Pileg mendatang generasi muda harus bisa bersaing di parlenen.
“Sudah saatnya generasi muda unjuk gigi. Jangan hanya itu ke itu saja orangnya yang duduk di DPRD. Kita perlu generasi muda untuk membangun Kabupaten Solok ke depan,” papar Trio Karno Vivo, saat berbincang dengan media ini di Solok.
Saat ini menurut Trio Karno Vivo, separoh dari Caleg yang mendaftar ke KPU melalui partai masing-masing, mayoritas sudah diisi anak muda.
“Artinya, peluang untuk duduk di DPRD kabupaten Solok priode 2024-2029 mendatang sangat besar diisi oleh kaum muda,” papar Trio Karno Vivo.
Kepada media ini, Vivo mengatakan bahwa awalnya dirinya memutuskan untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2024 karena ingin mengubah paradigma generasi muda terhadap dunia politik. Di mana sebagian besar generasi milenial enggan terlibat dalam dunia politik, apalagi kaum hawa.
“Pokoknya saya ingin mengajak generasi muda, terutama wanita, jangan takut untuk mencoba terjun ke politik. Yang penting kan niat dan tujuan kita, “sebut Trio Karno Vivo
Pihaknya berjanji akan mencoba memperjuangkan nasib kaum musa dan anak-anak, terutama generasi muda sebagai penerus tonggak estafet bangsa.
“Untuk anak muda terutama juga kaum perempuan, tidak usah ragu dan takut berpolitik, mungkin menurut kalangan anak muda politik itu serem. Tetapi tidak juga, ” sebut Trio Karno Vivo.
Menurutnya, dengan berpolitik kita bisa ikut menentukan kebijakan pemerintah. Bahkan tanpa disadari, harga bahan pokok, tarif listrik dan lainnya tidak terlepas dari proses politik. “Untuk itu, disaat generasi muda ini sudah habis masa aktifnya, siapa lagi yang akan meneruskan tonggak estafet politik kalau bukan kita, ” sebut Vivo.
“Intinya, politik itu tidak jahat. Yang jahat mungkin pelaku politiknya yang terkadang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, ” sebut Trio Karno Vivo (jn01)
