KriminalTanpa Kategori

Polisi Segel Salah Satu Kamar di Ponpes M. Natsir Alahan Panjang

×

Polisi Segel Salah Satu Kamar di Ponpes M. Natsir Alahan Panjang

Sebarkan artikel ini


 SOLOK,  JN– Polres Solok,  menyegel sebuah kamar yang digunakan pelaku sodomi di Pompes M. Natsir Alahan Panjang, Rabu (9/6).
Hal itu dilakukan polusi saat melakukan pengecekan Tempat kejadian perkara (TKP) tindak pidana pencabulan (Sodomi) yang terjadi di pondok pesantren M.Natsir Alahan Panjang Kecamatan  Lembah Gumanti Kab. Solok, beberapa waktu lalu. 


Kamar yang disegel atas nama tersangka  Moch. Syuaeb (26) yang menjadi pembina pondok pesantren M.Natsir. Pelaku merupakan warga Genteng Bandar Lor 54 kecamatan Genteng Kota Surabaya, Jawa Timur. 
Hal itu menurut Kapolres Solok,  AKBP azhar Nugroho,  SH, dilakukan polmenemukan barang bukti yang terkait dengan tindak pidana pencabulan di pondok pesantren M.Natsir Alahan Panjang beberapa waktu lalu.

Baca Juga :
Ganti Untung Tol Padang-Pekanbaru Terus Disalurkan, Gubernur: Gunakan Untuk Hal Bermanfaat

Sebelumnya pelaku diduga sudah menyodomi puluhan anak di komplek Pompes M. Natsir. 
Kapolres Solok,  AKBP azhar Nugroho,  SH, yang didampingi Kasat Reskrim Polres Solok,  Iptu Rifki Yudha Ersanda mengatakan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TK)P, kamar yang disegel tersebut berada di lantai dua Ponpes M Natsir Solok.
“Kamar itu digunakan pelaku sehari-hari dan juga digunakan untuk nongkrong. Ruangannya terbuka, berada di lantai dua,” ucap AKBP azhar Nugroho, Kamis (10/6).
Selain tempat santai,  ruangan itu diperuntukkan untuk pengurus masjid dan tempat tinggal pembina Ponpes M Natsir. Informasinya, pimpinan Ponpes juga tidak meperbolehkan pihak lain masuk keruangan itu.
Namun anak-anak dilarang masuk ke ruangan itu. Tetapi tersangka berinisial MS (29) membawa anak ke ruangan tersebut, dan disana diduga melakukan sodomi. 

Baca Juga :
Bupati Epyardi Asda Kukuhkan Pengurus Dekranasda Kabupaten Solok Priode 2021-2024

Sebelumnya diberitakan, pengasuh mengimingi korban dengan bermain game. Setelah berhasil dibujuk, pengasuh tersebut baru menggencarkan aksi bejatnya dengan menyodomi korban.


Kasus ini terungkap dari laporan salah satu keluarga santri, dimana sang korban mengaku sakit saat buang air besar. Dari pengakuan pihak keluarga, diduga bahwa anaknya telah menjadi korban pelecehan seksual dan terjadi di lingkungan pondok pesantren.
“Kita masih mengejar pelaku dan insyaallah segera bisa tertangkap, ” terang AKBP Azhar Nugroho (wan) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.