Politik

Pilkada Kab. Solok: Ketika Murid Melawan Guru dan Ponakan Melawan Mamak


SOLOK, JN- Pertarungan politik untuk Pilkada Kabupaten Solok, sangat menarik untuk diikuti.


Meski saat ini sudah ada tiga pasangan kandidat yang sudah ditetapkan oleh KPU, namun yang paling menarik untuk diikuti adalah persiteruan antara pasangan Epyardi Asda-Jon Pandu dan Nofi Candra-Yulfadri Nurdin.
Menariknya, antara Epyardi Asda dan Yulfadri Nurdin adalah sebelumnya merupakan dua sahabat dekat hampir 20 tahun terakhir bersama. Selain itu, Wakil dari Epyardi Asda,  yakni Jon Firman Pandu, juga merupakan keponakan dari Yulfafri Nurdin. 
Jadi sungguh sangat menarik, ketika murid melawan guru dan ketika keponakan melawan mamak dan bersatu melawan Yulfafri Nurdin. 
Suasana semakin memanas, ketika awal September 2020 ini rumah kediaman pribadi Yulfadri Nurdin di Simpang Rumbio, disegel oleh pasukan laskar merah putih, yang mengaku orang suruhan dari pihak Epyardi Asda.
Sebagai mana diketahui bersama, H. Yulfadri Nurdin merupakan guru politik dari sang Captain, H. Epyardi Asda, sebab Yulfadrilah yang mengajak Epyardi bergabung ke Partai politik yakni partai PPP pada sekitar tahun 2003 silam. Perkenalan H. Yulfadri dan Epyardi melalui seorang wartawan senior di Kabupaten Solok, Zul Muncak.
Namun kini kedua sahabat dan mamak keponakan ini harus bersiteru pada Pilkada Solok 2020. Yulfadri menjadi Wakil dari senator Nofi Candra.
Di Kabupaten Solok, genderang perang dari masing-masing paslon atau pendukung paslon, sudah sangat memanas dan membara, terutama di media Sosial.
Mungkin untuk wilayah Sumbar, nuansa pilkada di Kabupaten bumi penghasil bareh tanamo inilah yang paling panas atau “membara”.
Apalagi, sejak keluarnya pernyataan Sikap politik dari Wakil Bupati Solok, H. Yulfadri Nurdin, SH, pada Minggu malam awal Agustus 2020  lalu, saat menggelar jumpa Pers dengan rekan media bahwa pihaknya menyerukan siap perang dengan sahabatnya H. Epyardi Asda, yang selama ini dikenal sebagai teman dekatnya.
Langkah politik Yulfadri Nurdin ini, mulai terang, setelah lama digantung ‘indak batali’ oleh Epyardi Asda yang selama ini digadang-gadang maju sebagai bakal calon bupati Solok.
Sebagaimana diketahui, Yulfadri Nurdin dan Epyardi Asda, merupakan dua sahabat sejak hampir 20 tahun terakhir. Yulfadri Nurdin jualah yang mengajari Epyardi Asda masuk ke panggung politik sekitar tahun 2003, saat dikenalkan oleh seorang rekan medua senior yang bernama Zul Muncak.Yulfadri membawa Sang pengusaha masuk ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Epyardi Asda sukses duduk menjadi anggota DPR RI pada tiga priode. Namun saat ini, Yulfadri Nurdin secara terang-terangan menyebut siap bertarung secara fair di panggung Pilkada 2020 dengan sang pengusaha Epyardi Asda.
Di kancah politik, Yulfadri Nurdin juga sukses tiga kali di DPRD Kabupaten Solok dan Sumbar serta satu kali menjadi Wakil Bupati Solok periode 2016-2021.
Menurut Yulfadri, sikap harus bersaing itu diambil setelah melakukan pertimbangan matang. Lebih-lebih setelah Epyardi menyebut tidak akan memiliki Yulfadri sebagai calon wakilnya saat Pilkada Kabupaten Solok 2021-2025.
“Hari ini saya tegaskan, bahwa saya akan maju pada Pilkada Solok 2020, dan siap melawan Epyardi Asda. Dan sikap saya ini sudah final serta penuh pertimbangan usai shalat tahajut dan istikarah,” sebut Yulfadri Nurdin, saat menggelar jumpa Pers dengan awak media, Minggu (9/8) malam.

Sebelumnya, mantan Ketua DPW PPP Sumbar ini, memang menaruh harapan besar kepada sosok Epyardi yang bercita-cita membangun Kabupaten Solok. Lebih-lebih setelah dia tidak lagi terpilih menjadi anggota DPR RI untuk sewaktu maju di Dapil Jakarta Selatan “l0″pada Pileg 2019 lalu dan beliau bisa membangun kabupaten Solok dengan kemampuan beliau.

 Mendengar keinginan itu, kata kata Yulfadri, dia bahkan bersedia untuk menjadi ketua tim pemenangan. Sebab, dia mengganggap Epyardi adalah aset besar untuk Kabupaten Solok.
Yulfadri Nurdin menyebutkan bahwa pihaknya sangat kenal betul dengan sosok Epyardi Asda. “Oleh karena itu makanya saya menyatakan mendukung beliau dan siap menjadi tim pemenangan. Saya tidak meminta untuk menjadi wakil beliau di Pilkada. Tetapi kini suasananya sudah lain,” sebut H. Yulfadri Nurdin.
 Seiring berjalan waktu, Epyardi Asda justru memintanya untuk menjadi pendampingnya untuk Pilkada 2020. Semula, Yulfadri mengaku tidak merespon cepat tawaran itu. Namun karena didesak dan akhirnya dia pun bergerak ke masyarakat. Pesan tersebut disampaikan Epyardi Asda kepada sahabatnya Yondri Samin dan Gusrial Abbas.
Semakin mendekati waktu pelaksanaan Pilkada, dinamika politik di Kabupaten Solok semakin berkembang liar. Sikap politik Epyardi Asda berubah di tengah jalan dan mencari kandidat alternatif bakal wakil bupati lain.
 Prahara itupun terhadi, sekitar 19 Juli 2020, Yulfadri dikagetkan dengan keluar nya pernyataan Epyardi Asda melalui media sosial yang disampaikan Sekretaris Tim pemenangannya Epyardi Sizet,  yang menyatakan bahwa, pasangan Epyardi Asda bukanlah Yulfadri Nurdin dan Gusrial Abbas serta Yondri Samin.
“Keputusan itu sudah final dari pak Epy dan begitu apa adanya. Kami atas pertimbangan, menyatakan juga tidak akan pernah bekerjasama lagi dengan Epyardi Asda,” tegas Yulfadri Nurdin.

Yulfadri sangat memahami bahwa Epyardi Asda merupakan tokoh yang kontroversial, temperamental, dan suka membuat gaduh dan sangat berbahaya untuk menjadi pemimpin di kabupaten Solok. “Saat ini masyarakat kita tengah mengahadapi beban akibat pandemi, jangan lagi ditambah dengan kegaduhan-kegaduhan politik yang kurang santun. Bagaimana nanti kalau dia sampai menjadi pemimpin, tentu SKPD dan masyarakat akan dihantui ketakutan. Sebab beliau hanya mau menyampaikan keinginan beliau tanpa memberi kita untuk bicara,” sebut Yulfadri Nurdin.

Yulfadri Nurdin menegaskan dirinya sama sekali tidak gentar dengan power yang dimiliki Epyardi Asda. Apalagi, Yulfadri dirinya sangat tau dan paham dengan rekan jejak sosok pengusaha kaya raya asal Singkarak itu. Dari awal karier politiknya, Yulfadri mengaku dirinya yang membawa Epyardi Asda ke ranah politik. Yakni pada 2003, dirinya membawa Epyardi masuk ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sehingga, Epyardi Asda bisa menjadi Anggota DPR RI tiga periode dari PPP.
“Perlu juga saya tegaskan, dulu kami berkawan dan dia mengajak saya sebagai dunsanak (famili), tapi kini kami harus menempuh jalan yang berbeda dan kami akan berkompetisi. Saya sama sekali tidak gentar menghadapi beliau di pentas Pilkada Kabupaten Solok 2020,” sebut Yulfadri Nurdin yang diamini sagabatnya Gusrial Abbas dan Yondri Samin.
Namun dalam betkopetisi nanti, jika beliau berhasil terpilih di Pilkada, maka pihaknya  akan mengucapkan selamat ke Epyardi Asda. 
“Sebaliknya, jika saya yang memenangkan Pilkada Kabupaten Solok, saya meminta beliau juga dengan jiwa besar untuk mengucapkan selamat kepada saya. Itu kan fair dan kita tetap bersama-sama membangun Kabupaten Solok,” sebut Yulfadri Nurdin.
Sebagai seorang politisi, memang tidak ada kawan atau kawan yang abadi. Namun, pihaknya berharap, kalau pemimpin yang arogan dan tidak mau mendengarkan keluhan warganya, maka nanti akan menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Setiap saat beliau saya dengar pada setiap acara, selalu menyebut keburukan orang. Bahkan Bupati Gusmal sendiri sering beliau sebut-sebut masih punya hutang di depan umum. Itu kan harga diri pemimpin kita. Dan yang bikin masyarakat sedih, beliau selalu sebut-sebut jumlah kekayaan yang beliau miliki. Bahkan diatas APBD Kabupaten Solok. Ini kan sombong sekali namanya. Kalaupun kaya, toh  warga tidak meminta kepada beliau,” H. Yulfadri Nurdin.
Sedangkan senator Nofi Candra, juga semakin optmis bisa menumbangkan Epyardi Asda yang sering menyindur dirinya pada saat Epyardi Asda kampanye.”Biarkan saja masyarakat yang menilai, kita tidak usah melsyani mereka,” sebut Nofi Candra (wandy)

Exit mobile version