PendidikanRiak DanauTanpa Kategori

Hasil MTQ di Padang Panjang Jelas Menjadi Pukulan Berat Bagi Bupati dan Masyarakat Kabupaten Solok

Oleh Ujang Jarbat Wartawan Koran Padang

Musabakah Tilawati Quran Nasional (MTQN) XXXIX Tingkat Sumatera Barat di Kota Padang Panjang, resmi ditutup, Jumat (19/11).
 Kota Padang kemvali meraih juara umum dengan koleksi 103 poin, mengungguli Kabupaten Tanah Datar (62), yang sebelumnya meraih juara umum di MTQ ke-38 di Kota Solok.

Posisi ketiga, diraih Kota Pariaman (59). Sementara Kabupaten Solok berada pada urutan 3 atau dua dari bawah dan satu level diatas Kabupaten Mentawai. Lalu apa yang salah dengan Kabupaten Solok. Kurang bibit atau pembinaan kah?!
Pertanyaan semacam ini tentu cukup konyol, jika menilik sejarah dan para wakil Kabupaten Solok di tingkat nasional, maupun warga Kabupaten Solok yang pada setiap MTQ tingkat Sumbar, justru membela daerah lain. Sebut saja nama Rusydi Haris Dwi Putra, qori asal Nagari Surian, Kec. Pantai Cermin, Kabupaten Solok, yang meraih juara di ajang Seleksi Tilawah Quran dan Hadits Nasional (STQH) nasional di Maluku Utara, psda tanggal 17-20 Oktober 2021 lalu. Haris yang turun di cabang Tafsir Bahasa Arab, menjadi satu-satunya wakil Sumbar yang menjadi juara dan diberi ruko serta umroh oleh Gubernur Sumbar.

Lalu apa lagi alasannya, Covid kah. Apakah daerah lain tidak covid?!

Jika MTQ ini disamakan dengan Liga Inggris, maka Kabupaten Solok berada oada zona merah alias kena degradasi.Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang masyarakatnya mayoritas non muslim, berada di juru kunci dengan tanpa meraih satu poin pun, itu sangat masuk diakal.

Hasil MTQ Tingkat Sumbar di Kota Padang Panjang kemaren, jelas nenjadi pukulan berat bagi Bupati dan Masyarakat Kabupaten Solok. Apalagi, dengan slogan ingin Mambangkik Batang Tarandam, menjadi Kabupaten Terbaik di Sumbar”.
Dengan slogan itu, Bupati Solok, H.Epyardi Asda tentu saja ingin prestasi Kabupaten Solok di bidang apa saja semakin meningkat. 
Khusus untuk Khafilah MTQ Kabupaten Solok saat melepas di Masjid Islamuc Center Koto Baru Minggu lalu, Bupati memberi senangat dan menjanjikan para kafilah sejumlah uang tunai jika mampu meraih prestasi di Kota Padang Panjang. Namun kenyataannya, jangankan untuk menjadi yang terbaik, Kabupaten Solok tidak juga kunjung bangkit, bahkan kian tenggelam.

Epyardi Asda menjanjikan bonus besar untuk para juara. Yakni Rp25 juta untuk juara pertama, Rp15 juta untuk juara kedua dan Rp10 juta untuk para juara ketiga. Bonus tersebut disebut Epyardi berasal APBD Kabupaten Solok. Bahkan, Epyardi juga menjanjikan bonus tambahan dari kantong pribadinya sebanyak Rp10 juta untuk juara pertama, Rp7,5 juta untuk juara kedua dan Rp5 juta untuk juara ketiga. Namun ternyata, iming-iming mendadak itu tidak mampu membuat prestasi mendadak naik.
Pada waktu yang bersamaan, Kabag Kesra Setdakab Solok, Zaitul Ikhlas, juga menebar optimisme yang nyaris menembus langit. Bahkan Zaitul sesumbar menyampaikan rasa optimisnya bahwa Kabupaten Solok menargetkan menempati posisi lima besar. Alasannya, persiapan kafilah sudah sangat matang. Rombongan cukup “gemuk” dengan berisikan 71 orang yang mengikuti 13 cabang perlombaan. Rombongan tambah “gemuk”, karena juga diisi oleh offisial dan pendamping sebanyak 56 orang.

“Kami datang ke Padang Panjang dengan persiapan yang sangat matang. Kami ingin memperbaiki prestasi. Sebelumnya berada pada posisi 17, target kali ini berada pada posisi lima besar,” ungkap Zaitul Ikhlas, selaku Ketua Rombongan, Jumat (12/11) lalu.

Berbeda dengan “optimisme” tinggi dari Zaitul Ikhlas, saat mengunjungi kafilah MTQ di Padang Panjang pada Kamis (18/11), Epyardi dalam diskusinya dengan kafilah, offisial dan pendamping, justru menerima keluhan dan kendala yang dialami oleh rombongan. Salah sagunya, sulitnya mencari bakat untuk dipersiapkan sejak dini. Penyebabnya, tidak ada lomba MTQ tingkat kecamatan maupun tingkat Kabupaten Solok, karena Covid-19. 
Tentu, ini adalah alasan yang cukup lucu, sebab, daerah lain di Sumbar, juga terkena pandemi Covid-19, bahkan mungkin lebih parah dari Kabupaten Solok.”Kendala pada saat perlombaan seperti ini semoga menjadi pelajaran untuk kita semua ke depannya,” ucap Epyardi.
Dijelaskannya, untuk menguatkan bidang keagamaan ia akan tahun menganggarkan Rp2 miliar untuk pembinaan keagamaan di Kabupaten Solok. Hal ini juga berkaitan dengan akan diadakannya MTQ tingkat Kabupaten Solok. Bahkan, Epyardi juga sesumbar Kabupaten Solok bisa meraih posisi tiga besar pada MTQ ke-40 di Solok Selatan pada tahun 2023 mendatang.

 “Ke depannya akan kami benahi keagaaman di Kabupaten Solok yang selama ini tidak terperhatikan. Tahun 2023 MTQ tingkat provinsi dilaksanakan di Solok Selatan dan saya bertekad Kabupaten Solok mendapatkan 3 besar. Saya akan sampaikan ke nagari-nagari untuk mencari bibit untuk membanggakan Kabupaten Solok,” tuturnya.

Bagi Kota Padang, tentu hasil ini sangat menggembirakan dan memuaskan. Sebagai daerah ibukota, Padang sebagai sentral “segala hal” akan senantiasa ingin jumawa. Bagi Tanah Datar, meski kecewa karena tidak bisa mempertahankan status juara, tentu tak terlalu berkecil hati. Posisi kedua, jelas bukan hasil yang buruk. Apalagi, jika berkaca pada raihan daerah lain di papan tengah, apalagi di papan bawah. 

Pada MTQ ke-38 di Kota Solok tahun 2019 lalu, Tanah Datar meraih juara umum dengan raihan 77 poin. Kota Padang meraih 65 poin, disusul Kota Pariaman (60) dan Kabupaten Padang Pariaman (57). Tuan rumah Kota Solok melengkapi lima besar dengan raihan 44 poin. Kabupaten Agam (41), Bukittinggi, Payakumbuh (27), Pasaman (23) dan Sijunjung (22) melengkapi 10 besar. Kota Padang Panjang berada di poisisi ke-11 dengan raihan 18 poin. Tiga daerah dengan poin sama (14) mengisi peringkat ke-12 hingga ke-14, yakni Pesisir Selatan, Limapuluh Kota dan Solok Selatan. Kabupaten Dharmasraya (12) dan Kota Sawahlunto (10) mengisi tangga 15 dan 16. Di papan bawah, ada Kabupaten Solok (8) dan Kabupaten Pasaman Barat (7), serta Kabupaten Kepulauan Mentawai yang tak mengantongi satu poin pun. 

MTQ Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat yang dilaksanakan pada 12-19 November 2021 di Kota Padang Panjang diikuti oleh 1.159 peserta. Terdiri dari 76 peserta perwakilan dari Kabupaten Agam, Dharmasraya (60), Mentawai (24), Limapuluh Kota (67), Padang Pariaman (73), Pasaman Barat (54), Pasaman (61), Pesisir Selatan (56), Sijunjung (50), Solok Selatan (54), Kabupaten Solok (71), Tanah Datar (72), Bukittinggi (59), Padang Panjang (73), Padang (78), Pariaman (66), Payakumbuh (41), Sawahlunto (52) dan Kota Solok (72)***

Exit mobile version