Kebun Juara Kakao Nasional Dikunjungi Direktur PT. Sumatra Cokelat Indonesia

SOLOK, JN- Kesuksesan Perkebunan kakao Keltan “Saiyo Salayo”, Jorong Batuplano, Nagari, Sakayo, Kecamatan, Kubung, Kabupaten Solok meraih juara I Tingkat Nasional pada tahun 2018, terus menjadi perhatian publik dan para pengusaha kakao di Indonesia.

Minggu (26/7), kebun kakao tersebut diilirik Direktris PT. Sumatra Cokelat Indonesia (PT. SCI), Priscilla Pratama. Dalam kunjungan tersebut, juga tampak didampingi Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS yang juga Rector Universitas Baiturrahmah Padang, Ir. Munzir Busniah, M.Si, yang merupakan Dekan Fakultas Pertanian Unand dan Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si, Ketua Jurusan Agroekoteknologi Kampus III Unand Dharmasraya.

Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, pada kesempatan itu sangat mangapresiasi perkebunan kakao Keltan Saiyo yang berhasil meraih peringkat satu tingkat nasional. Menurutnya, keltan ini merupakan asset bagi Kabupaten Solok yang patut dibanggakan.

Pihaknya juga mensupport Salayo sebagai pusat KKN mahasiswa Unand dan juga ketika ada temuan teknologi baru di sektor kakao oleh Unand maka akan diutamakan untuk diperkenalkan ke Keltan Saiyo.
“Pemerintah daerah harus jadi membina kelompok tani kakao Saiyo ini, karena merupakan asset bagi Kabupaten Solok,” sebut Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim.

Busron Bahar dan Pimpinan PT. SCI Priscilla Pratama

Sementara Direktris PT. Sumatra Cokelat Indonesia (PT. SCI), Priscilla Pratama, pada kesempatan itu menawarkan gagasan pada Keltan Saiyo agar beralih penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik.
Beberapa kelebihan organik, lanjut Priscilla, diantaranya pupuk organik bisa dibuat sendiri karena bahan pembuat pupuk organik bisa didapat dari alam, kandungan unsur mikro lebih lengkap jika dibandingkan dengan pupuk kimia.
“Pupuk organik bisa menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada tanaman. Pupuk organik juga mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah sehingga kesuburan tanah pun terawat dan terjaga dan bisa meningkatkan daya ikat tanah,” terang Priscilla Pratama.

Baca Juga :
Santri Asal Kampung Batu Dalam Tengah Danau Kembar Menghilang Dari Rumah

Sementara Dekan Fakultas Pertanian Unand dan Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si, menyebutkan bahwa kunjungannya ke Keltan Saiyo ini adalah kemitraan segitiga antara Keltan Saiyo, PT. SCI dan Faperta Unand. Pihak perusahaan punya kepedulian yang tinggi terhadap kesejahteraan petani kakao. Kecendrungannya lebih banyak diuntungkan para pengusaha sebagai hilirnya.

Untuk itu Faperta Unand mencoba memediasi keinginan PT.PCI pada Keltan Saiyo yang sudah punya reputasi nasional. Intinya, ada keseimbangan keuntungan berbisnis kakao.

“PT. SCI berupaya melakukan branding hasil perkebunan kakao keltan Saiyo. Untuk itu perlu peningkatan kualitas hasil kakao secara berkelanjutan. Faperta pun akan berupaya keras bersinergi membantu pada tatanan keilmuan dan teknologi dan begitu juga pihak perusahaan akan melakukan hal yang sama guna memenuhi kebutuhan Keltan Saiyo,” sebut Yaherwandi.

Menurutnya, yang terpenting ada ciri khas dari produktivitas tanaman kakao Keltan Saiyo. “Faperta bakal mengkondisikan jika adalah penelitian kakao dan KKN dari para peneliti dosen untuk bisa dilakukan di Keltan Saiyo”, sebut Yaherwandi.

Baca Juga :
Tidak Ada Signal, Namun Ada Tempat Nelpon Khusus di Sianggai-Anggai

Ketua Keltan Daiyi, Busron Bahar Malin Kayo yang juga selaku pengurus Keltan Saiyo dan pelaku perkebunan kakao merasa bangga atas kunjungan serta perhatian PT. SCI melirik Keltan Saiyo yang dimediasi oleh Faperta Unand untuk bisa bermitra demi untuk meningkatkan mutu tanaman kakao.

“Kunjungan ini adalah spirit yang luar biasa berbuat terbaik untuk produktivitas dan kualitas tanaman kakao hingga bisa secara konrit menjadi maskot Kabupaten Solok,” sebut Busron Bahar.

Pihaknya juga berharap ada perhatian khusus dari Pemkab Solok, khususnya Dinas Pertanian untuk kelompok tani kakao ini.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Solok, Siis, SP, berjanji akan berupaya membantu keltan Saiyo agar lebih sukses dari sebelumnya.

“Saat ini perhatian pemerintah daerah tersedot oleh masalah Covid-19. Jadi banyak sektor yang selama ini harus terhenti kegiatannya,” sebut Siis, SP. (jn01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.