SOLOK, JN- Penganut Agama Muslim Ibrahim Tauhid yang ada di Korong Rimbo Panjang, Jorong Kapuah, Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, akhirnya kembali mengucapkan syahadat, atau kembali masuk ke Agama Islam.
Hal itu dilakukan Rabu (29/7), setelah melalui perdebatan dan diskusi yang alot. Kembalinya para penganut Agama Muslim ke agama Islam ini, setelah Kanit Polsek Singkarak Bripka Deli Harapno memfasilitasi pertemuan antara Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), Kecamatan X Koto Singkarak Irman, S.Ag, Walinagari Nagari Sumani Masri Bakar, SE, Kepala Jorong Kapuh Erifal, bundo kandung, tokoh masyarakat serta walijorong se-Nagari Sumani.
Selain itu tampak hadir, Penyuluh Agama Non PNS KUA Kecamatan X Koto Singkarak, Kasi Pelayanan Pemerintah Nagari Sumani Desnawati,Ketua MUI Kecamatan X Koto Singkarak Hasan Basri, Penghulu Fungsional KUA Kecamatan X Koto Singkarak Syarifuddin, Penyuluh Fungsional KUA Kecamatan Koto Singkarak Dra. Musnawati, Babinkamtibmas Nagari Sumani, Aiptu Iyam Sadeli, serta perwakilan pemuda Jorong Kapuah.
Pertemuan digelar dikediaman Zainul, salah satu pengikut ajaran Agama Muslim Ibrahim Tauhid tersebut, hadir para para pengikut lainnya, Yakni Muhammad Syukur (47), petani, suku Guci, asal Jorong Kapuah, merupakan adik ipar Zainul. Kemudian, Doni Kasmara (40), petani, suku Guci asal Kelurahan VI Suku Kota Solok yang merupakan keponakan M Syukur. Lalu, Zainul (65), petani, suku Sikumbang, warga Jorong Kapuah, yang merupakan paman Arlan, salah satu pengikut asal Kota Padang. Lalu, Lusiana (55) ibu rumah tangga, suku Guci Jorong Kapuah, adalah kakak M Syukur. Serta Aisyah (37) ibu rumah tangga, suku Guci, warga Jorong Kapuah, yang merupakan keponakan M Syukur.
Setelah melalui diskusi dan perdebatan yang cukup alot, para pengikut Agama Muslim Ibrahim Tauhid tersebut, akhirnya mereka menyadari kekeliruannta dan menyatakan kembali ke Agama Islam. Para pengikut tersebut akhirnya kembali mengucapkan dua kali kalimat Syahadat dengan disaksikan oleh hadirin yang hadir.
Walinagari Sumani Masri Bakar, SE, menyatakan pihaknya sangat senang sekaligus tenang, pihak yang semula diduga sebagai penganut aliran sesat ini, akhirnya kembali ke ajaran Islam. Dengan kembalinya para penganut ke ajaran Islam, Masri Bakar meminta seluruh masyarakat untuk menerima kembali para pengikut seperti sedia kala.
“Kita harapkan situasi kembali kondusif dan masyarakat kembali bisa menerima mereka seperti semula, dan tidak ada lagi diskriminasi,” sebut Masri Bakar.
Kanit Intelkam Polsek X Koto Singkarak, Bripka Deli Harapno, menyatakan pihaknya telah melakukan lidik hal ini sejak April 2020 lalu. Kanit Intel yang dikenal sangat dekat dengan masyarakat ini menyatakan dengan telah selesainya permasalahan ini, diharapkan seluruh elemen di masyarakat Sumani dan Kabupaten Solok, bisa menerima dan tidak lagi terjadi gejolak.
“Kita harapkan situasi kembali normal. Jangan lagi ada masyarakat yang resah. Persoalan sudah selesai. Mari kita kembali beraktivitas dan menerima mereka kembali, seperti sedia kala,” ujarBripka Deli Harapno.

Menurut salah seorang penganut Agama Muslim, Zainul, mereka menyadari sudah keliru dan salah dalam bersikap.”Kami melakukan perrundingan dan membahas hal ini bersama pihak keluarga lainnya dan akhirnya kami menyadari salah jalan dan menyatakan kembali ke ajaran Islam. Mudah-mudahan peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kami ke depannya,” ujar Zainul, Jum’at (31/7).
Sebelumnya, diduga sebagai aliran sesat, satu kelompok masyarakat di Nagari Sumani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok, berada dalam pengawasan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Keagamaan dan Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) setempat. Hal itu ditegaskan Kepala Kejaksaan Negeri Solok Donny Haryono Setiawan, saat Hari Bhakti Adhyaksa di Kejari Solok. Sebagai Ketua Bakorpakem, Dony menegaskan, kelompok ini diduga melenceng dari ajaran atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Menyikapi itu, pihaknya sudah merapatkan dengan Bakorpakem seperti dengan Polres, Kodim, kemenag, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Pihaknya sudah merumuskan kegiatan yang ada di sana dan sudah melakukan upaya prefentif atau pembinaan kepada kelompok tersebut. Supaya mereka kembali ke jalan yang sesuai syariat maka MUI yang turun.
“Pihak MUI juga turun langsung karena hal itu menyangkut kepercayaan seseorang maka lembaga resmilah yang menjelaskan dalil-dalinya,” tutur Donny Setiawan.
Karena hal itu mentangkut masalah kepercayaan, maka pihaknya menunggu hasil rekomendasi dari MUI. “Kalau mereka mengikuti anjuran dan kesepakatan maka bubarkan kelompoknya, selesai masalah karena tak lagi mengganggu ketertiban dan keresahan di tengah masyarakat,” ucap Doni.
Sebelumnya, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Solok, H. Elyunus menyebutkan bahwa terkait adanya aliran sesat sekelompok orang yang berada di Jorong Kapuah, Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, bahwa pihaknya menyebutkan hal itu bukan bagian dari agama Islam, namun murni aliran sesat.
Sekelompok orang yang menganut agama baru tersebut bernama Agama Muslim, sempat menggegerkan warga Kabupaten Solok, karena aliran tersebut dianggap sesat dan aneh.
Menurut informasi yang didapat dari warga sekitar, aliran keagamaan itu sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1996.
Sesuai informasi yang didapat dari warga sekitar, aliran keagamaan itu sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1996, namun baru sekarang terkuak. “Mereka bukan beragama Islam dan mereka mengakui bahwa tuhan mereka adalah Rabbi. Dan untuk naik haji cukup hingga kota Padang saja,” sebutnya.
Pihaknya sudah pantau aliran tersebut dan melakukan investigasi soal Agama Muslim ini. “Hasilnya dapat disimpulkan bahwa MUI menyatakan Agama Muslim tersebut bukan bagian dari Islam. Mereka sudah keluar dari Islam,” kata H. Elyunus.
Dengan dinyatakannya bahwa Agama Muslim bukan merupakan ‘bagian dari Agama Islam, maka mereka tidak berkewajiban melakukan pengawasan dan pemantauan kepada para pengikutnya.
“Yang kita perlukan adalah pembinaan agar ajaran ini tidak mempengaruhi orang Islam untuk murtad seperti mereka dan tidak sampai memperluas aliran mereka,” tutur H. Elyunus.
“Sekarang dengan kembalinya mereka ke Agama Islam, maka diharap gejolak yang terjadi selama ini sudah selesai,” sebut Elyunus (jn01/wandy)