SOLOK, JN– Anggota DPRD Kabupaten Solok, Etranedi berharap agar Bupati Solok terpilih mendatang, bisa lebih fokus ke sektor pertanian dengan mengajak para kelompok tani di daerah tersebut, untuk terus meningkatkan hasil produksi seperti padi, bawang, cabe, kol, markisadan lain sebagainya.
“Kalau Kepala Daerah bersama DPRD mendukung Pertanian, maka para kelompok tani tersebut bisa diberi bantuan berupa bibit tanaman, bantuan penggarap atau lain sebagainya. Intinya Kabupaten Solok tidak akan lepas dari pertanian,” tutur Etranedi.
Selain sektor pertanian, sektor lain yang menjanjikan jika dikelola dengan profesional adalah Pariwisata. “Baik sektor Pertanian maupun pariwisata, adalah dua item yang sangat menjanjikan. Kenapa kota Sawahlunto yang notabennya kota mati, bisa dijadikan kota hidup dengan membangun pariwisata gabungan danau dan kebun binatang. Terus mengapa pula Kabupaten Solok Kabupaten yang berpotensi untuk itu bisa dijadikan Kabupaten mati?,” terang Etranedi.
Untuk itu dirinya sangat berharap agar Bupati terpilih nanti fokuskedua sektor tersebut, tanpa mengabaikan sektor lain.Dijelaskan Politisi dari PAN itu, penduduk Kabupaten Solok yang hampir 70 persen bekerja di sektor pertanian, baik petani padi, kopi, hultikultura, coklat atau tanaman lainnya, namun Pemerintah Daerah penghasil Bareh tanamo itu dinilai belum fokus kepada sektortersebut. “Saya melihat, Pemerintah Kabupaten Solok selama ini kurang serius kepada sektorpertanian, karena masih banyak petani yang bekerja secara manual dan mengolah lahanmereka dengan cara tradisionil. Selain itu, pemerintah juga tidak pernah mendatangkan timahli untuk memeriksa kandungan tanah yang ada di Alahan Panjang dan Sungai Nanam,apakah masih layak atau tidak untuk pertanian karena sudah ditanam secara berulang-ulangdengan mengandalkan bahan kimia, seperti pupuk dan racun tanaman lainnya,” tutur Etranedi, kamis (22/10).
Selain sektor pertanian dan pariwisata, yang tidak kalah penting diperhatikan adalah masalah Infrastruktur fisik.
Infrastruktur fisik dan sosial adalah dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik di Kabupaten Solok.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Lucki Effendi, malah berharap Dinas Pertanian lebih memperdayakan para kelompok tani (keltan) yang ada di daerah itu.
Menurut Lucki Effendi, Kelompok-kelompok tani sebenarnya sangat potensi untuk dibina, sayangnya, dengan dana terbatas para kelompok tani tersebut kurang bisa berkembang dan cenderunglebih berjalan sendiri-sendiri.
“Kalau kelompok tani kita perdayakan untuk mengembangkansuatu produk pertanian, insyaallah kabupaten Solok akan lebih maju dan menjadi daerahtujuan study banding atau belajar bagi daerah lain. Tapi ini malah kita yang sering studybanding ke luar. Padahal lahan kita sangat subur,” tutur Lucki Effendi.
Kabupaten Solok dengan luas wilayah sekitar 4.594,23 Km² setelah dimekarkan dengan KabupatenSolok Selatan dengan jumlah penduduk hampir 400 ribu dan tinggal di 14 Kecamatan, 74 Nagari, perlu diperhatikan sektor pertanian apa yang cocok untuk daerah masing-masing.
“Umpamanya saja, untuk Solok bagian tengah seperti Kubung dan GunungTalang lebih cocok tanaman padi dan buah-buahan, maka perlu diberi perhatian khusus untuk sektor tersebut Sementara Solok bagian Selatan seperti Hiliran dan Lembah Gumnati serta Danau Kembar lebih cocok tanaman holtikultura serta Solok bagian utara lebih cocok pula tanaman cengkeh atau jeruk dan seterusnya,” terang Lucki Effendi.
Dijelaskannya, Kabupaten Solok sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat, perlu terus melakukaninovasi untuk meningkatkan produktifitas lahan. Hal ini berkaitan dengan ancaman mutasilahan sawah yang semakin besar di masa-masa mendatang (Jn01)