PendidikanPolitik

Ketua AMPG Kabupaten Solok Trio Karno Vivo Sumbang Masjid Tuo Kayu Jao

×

Ketua AMPG Kabupaten Solok Trio Karno Vivo Sumbang Masjid Tuo Kayu Jao

Sebarkan artikel ini

SOLOK, JN– Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kabupaten Solok, Trio Karno Vivo, hari Selasa (17/5), menyerahkan bantuan semen untuk rehat MCK masjid Tuo Kayu Jao.

Tampak hadir dalam kunjungan tersebut  Sekretaris AMPG Boni Kurniadi, ST dan Ay Mangguluang Alam serta pengurus masjid tuo Kayu Jao, Aguswal Riyanto dan Iben.

Pada kesempatan itu, Trio Karno Vivo mengaku merasa senang bisa ikut berbagi dan membantu pembangunan MCK Masjid Tuo Kayu Jao, yang sudah berusia lebih dari 500 tahun tersebut.


“Biasanya saya dengar nama masjid Tuo hanya dari orang ke orang dan dari media sosial. Alhamdulillah hari ini saya bisa berkunjung kesini dan sekaligus membantu sedikit untuk renovasi MCK Madjid Tuo ini,” terang Trio Karno Vivo, yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua ASKAB PSSI Solok.
Bantuan puluhan sak semen, diserahkan oleh pengusaha muda ini langsung kepada pengurus masjid Tuo Kayu Jao Aguswal yang diwakili Iben.”Semoga bantuan ini bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masjid Tuo,” tambah Trio Karno Vivo.


 Menurut Trio Karno Vivo, pihaknya bangga bisa nembantu masjid Tuo dan sebahai Ketua AMPG, dirinya merasa terpanggil untuk membantu setelah membaca menerima propisal dari tokoh Madyarakat Kayu Jao, Sofriwandy.
“AMPG adalah elemen yang menjadi tempat bagi para anak muda menyalurkan potensi dan keinginan berbakti ke masyarakat dalam wadah Partai Golkar,” sambung Trio Karno Vivo.

Tokoh pemuda Nagari Koto Sani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok ini, mengaku sudah lama rindu ingin mengunjungi masjid tuo kayu jao.”Alhamdulilah hari ini saya berkesempatan mengunjungi masjid tuo ini dan sekaligus bisa memberi sumbangan sedikit demi perbaikan lokasi masjid,” terang Trio Karno Vivo, yang juga seorang pengusaha tersebut.
Walinagari Batang Barus, Syamsul Azwar, menyampaikan ucapan terimakasih kepada pengusaha muda yang sekaligus  Ketua AMPG Kabupateb Solok tersebut
“Semoga bantuan ini bisa menjadi amal ibadah bagi Trio Karno Vivo dan pengurus AMPG,” tutur Syamsul Azwar.

Baca Juga :
Pemkab Solok Tidak Melabrak Aturan Seperti Yang Disampaikan Syamsu Rahim

Masjid Tuo Kayu Jao, terletak di kenagarian Batang Barus, kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, atau hanya berjarak sekitar 20 menit dari Arosuka, ibukota Kabupaten penghasil bareh tanamo itu. 
Menurut cerita para orang tua, kabarnya, masjid Tuo Kayu Jao ini disebut-sebut sebagai masjid tertua nomor dua di Indonesia dan sudah berdiri sekitar tahun 1599. Masji Tuo Kayu Jao, sampai saat ini masih berdiri megah, meski sudah beberapa kali direnovasi dan dijadikan cagar budaya oleh Pemerintah Sumatera Barat, namun keaslian bangunan masih terjaga. Sayangnya, akses jalan menuju masjid tuo terkesan sederhana dan lokasi parkir juga kurang memadai. Padahal menurut Magek, andai pemerintah menata sedikit lagi lokasi masjid tuo ini, maka diperkirakan ratusan ribu umat Islam akan mengunjungi masjid tuo ini sebagai lokasi wisata religius, seperti masjid Kubah Emas di Depok atau juga Masjid Agung Pasir Pangaraian Kabupaten Rokan Hulu, di Provinsi Riau.



. “Saya melihat pemerintah setengah hati mengelola masjid ini, padahal ini adalah aset wisata yang paling menjanjikan karena mengandung nilai sejarah yang tinggi,” tutur Magek, Minggu (2/9).
Dijelaskan Magek yang juga menjadi saksi dan legenda hidup dan tau banyak mengenai sejarah masjid tuo ini, kalau pemerintah menata dan mempelebar akses jalan lingkar di jorong Kayu Jao, maka dipastikan manjid tuo ini akan selalu ramai dikunjungi dan ekonomi masyarakat sekitar juga akan lebih hidup. Beberapa puluh tahun lalu menurut Magek, masjid tuo Kayu Jao ini dijadikan tempat penyebaran agama Islam seperti untuk belajar mengaji bagi amsyarakat Kabupaten Solok.

Baca Juga :
Dinas Kominfo Kab. Solok Gelar Bimtek Sitem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik

“Semasa saya masih kecil, Masjid Tua Kayu Jao merupakan satu-satunya masjid di daerah Gunung Talang yang saya tau. Masjid ini dari dulu tetap beratapkan ijuk dan bergonjong menyerupai rumah adat Minang. Saya yakin, dari zama sebelum saya, masjid ini sudah ada dan merupakan pusat penyebaran Islam di daerah ini,” tutur Magek, yang tampak agak sedih melihat pemerintah kurang serius menata masjid ini.

Magek juga percaya kalau dari dulu agama Islam sudah berjaya di daerah Batang Barus dan daerah sekitanya. Magek juga menyatakan rasa kagum kepada arsitek yang membangun masjid Tuo Kayu Jao ini, karena dibangun tanpa menggunakan paku dari besi, melainkan pakunya hanya menggunakan pasak kayu yang dibuta sedemikian rupa. Sementara warna cat masjid ini yang sebelumnya berwarna putih diganti menjadi coklat kehitaman.  “Keaslian Masjid tuo sampai saat ini masih tetap terjaga, arsitekturnya sangat identik dengan masjid- masjid kuno di Nusantara, Masjid Tuo Kayu Jao memiliki beberapa keistimewaan. Dari segi filosofis dan isyarat-isyarat pada bangunan tersebut yaitu atapnya yang terbuat dari ijuk melambangkan desain rumah adat Minangkabau Rumah Gadang.

Tapi potensi itu saya lihat kurang digali oleh pemerintah,” sambung Magek. Sementara Taruddin, MA, seorang ulama dan juga dosen salah satu Perguruan Tinggi di Solok, juga sangat setuju kalau masjid tuo ini segera ditata untuk dijadikan lokasi penelitian dan tempat menimpa ilmu bagi umat Islam (wandy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.