SOLOK, JN- Sebanyak 136 orang siswa yang akan menjadi Peserta didik baru di SMA Negeri 2 Gunung Talang, Kabupaten Solok tahun pelajaran 2022/2023, usai mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di. SMA 2 Gunung Talang yang beralamat di Jalan Tabek Rangguang, Arosuka.
Menurut Kepala Sekolah SMA 2 Gunung Talang, Despryhati Ningsih, peserta didik baru tersebut mengikuti MPLS selama Tiga hari yang dimulai dari Selasa tanggal hingga 14 Juli 2022.
MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, bagi peserta siswa baru kelas X guna bisa beradabtasi dengan lingkungan sekolah baru.
“Mengawali tahun pelajaran baru 2022-2023 ini, semua guru dan siswa SMA Negeri 2 Gunung Talang,, mengadakan apel pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta siswa baru kelas Sepuluh,” sebut Despryhati Ningsih, Kamis (14/7).
“MPLS tahun ini diarahkan untuk kebangkitan satuan pendidikan di tengah keprihatinan pandemi yang belum berakhir, bergerak dan berkolaborasi dengan seluruh satuan pendidikan, berinovasi selaras dengan era revolusi industri untuk mewujudkan pencapaian prestasi terbaik dalam kecintaan terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia,” terang Despryhati Ningsih.
Kegiatan MPLS ini lanjut Despryhati Ningsih,
bertujuan untuk membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya. Kemudian untuk mengembangkan interaksi positif antar siswa dan warga sekolah. Selain itu tujuan MPLS adalah untuk memperkenalkan dan menambah wawasan siswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia secara optimal. Kemudian untuk mengembangkan kemampuan intelektual, emosisonal, dan spiritual siswa baru. Terakhir tujuan MPLS adalah untuk menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
“MPLS ini benar-benar untuk pengenalan bagi peserta didik baru, dan tidak boleh ada tindakan kekerasan, bullying, intoleransi dan radikalisme,” tambah Despryhati Ningsih.
Bahkan pihaknya berpesan agar kegiatan MPLS harus dijadikan sebagai kegiatan menyenangkan dan bersahabat (wandy)