KisahSolok Raya

Setelah Diberitakan, Rahida Sigadis Malang Kini Mulai Mendapat Bantuan Dari Para Dermawan

×

Setelah Diberitakan, Rahida Sigadis Malang Kini Mulai Mendapat Bantuan Dari Para Dermawan

Sebarkan artikel ini


SOLOK, JN- Kondisi kesehatan Rahida, bocah yang baru berusia 8 tahun, yang kakinya terbakar akibat lampu togok, kini mulai membaik dan bantuan dari para dermawan juga mulai berdatangan.

Rahida merupakan warga Jorong Air Sonsang, Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti,  Kabupaten Solok, anak bungsu dari empat bersaudara.
Rahida lahir di Solok, tanggal 13 Oktobet Tahun 2014, anak dari Syahriwal dan Ibu Yasnimar. Rahida tinggal bersama ibunya Yasnimar di rumah sederhana berdinding papan yang sudah lapuk dan sangat tidak layak. Kedua orang tuanya juga sudah lama berpisah. Ibunya hanya seorang kuli harian dan bekerja sama orang lain.
“Kasihan sekali bocah malang ini, sudah dapat musibah terbakar dan tidak pula dibawa ke rumah sakit,” sebut Nurdin (61), salah seorang warga Air SongsangKamis (14/7) dan baru mengetahui kejadian tersebut, Rabu sore.
Beruntung warga ada yang mengetahui kejadian tersebut dan langsung memposting di grup Jorong. Rumah Rahida memang sangat jauh dari pemukiman warga.
Setelah warga grup mengetahui kejadian tersebut, kemudian atas inisiatif warga dan Jorong serta pemerintah nagari, Rahida pada Rabu malam (13/7), dibawa ke RSUD Arosuka untuk mendapatkan perawatan yang layak.
Setelah diberitakan media ini, bantuan mulai berdatangan untuk menolong Rahida.
“Saya membaca kondisi Rahida dari media dan malamnya langsung melihat kondisinya di rumah sakit Arosuka,” tutur  Ketua Yayasan Generasi Peduli kenagarian Sungai Nanam, Masriwal,M.BG.S.A.P, saat membezuk Rahida Sabtu (16/7).


Masriwal datang ke RSUD  bersama pengurus yayasan dan PJ. Walinagari Aia Dingin, H. Herliwandi.”Semoga Rahida lekas sembuh dan busa sekolah lagi,” sebut Masriwal yang diamini Walibagari Aia Dingin.
Selain dari Yayasan Generasi Peduli Sungai Nanam, bantuan dan rasa prihatin juga datang dari perantau asal Aia Dingin yang tidak menyebut nama.
Bahkan juga ada dari para dernawan yang tidak mau menyebut dirinya. Hanya ditulis hamba Allah.
Selain itu, pemuda di Jorong Aia Songsang juga berusaha mengumpulkan dana untuk Rahida.
Awalnya, meski Rahida sudah agak lama terjadi, yakni pada hari Sabtu subuh tanggal 2 Juli 2022 dan hanya dibawa ke bidan desa. Waktu itu bidan desa memang sudah menganjurkan agar Rahida di rujuk ke RSUD Arosuka. Namun karena tetkendala biaya, orang tua anak ini merwat dirumah saja.
Selama di rumah, Rahida hanya mendapat perawatan seadanya.

Baca Juga :
Miliki Kelainan Kelamin, Syahidah Rasyid si Bocah Malang Warga Koto Gadang Guguak Butuh Uluran Tangan Para Dermawan

“Tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut, kalau tidak ada tetangga yang bercerita. Bidan desa juga sudah menduga Rahida sudah dibawa orang tuanya ke Rumah Sakit,” tambah Kepala Jorong Aia Songsang, Buya Syafnil.
Rahida merupakan siswa kelas II SDN 23 Aie Dingin, yang keseharian orang tuanya bekerja sebagai kuliharian, setelah ditinggal ayahnya.Saat ini hanya ibu Rahida yang menjadi tulang punggung keluarga untuk ke 4 Orang anaknya. 

Kronologi kejadiannya menurut cerita Syahril, dimana usai salat Subuh, orang tua Rahida memasak di dapur sedangkan rahida dan kakaknya Aziz (10) membuat bingkai layang-layang (Alang-alang).


Namun naas, bingkai layang-layang yang sedang dibuat dari banbu, menyenggol lampu togok minyak tanah (lampu cogok) dan jatuh mengenai rok Rahida. Maka terjadilah kebakaran yang menyebabkan kaki sebelah kiri Rahida tersebut mengalami luka bakar yang sangat serius.

Baca Juga :
Jumlah Kasus Kriminal dan Laka lantas di Polres Solok Selama Tahun 2020 Menurun


“Api dengan cepat membakar rok dan tikar serta tubuh bagian kaki Rahida. Kakaknya Azis juga berusaha menolong menyelamatkan adiknya. Bahkan sedikit lagi juga api hampir membakar rumah mereka yang sangat sederhana dan berdinding papan yang sudah tua,” tambah Kepala Jorong Air Songsang.
Tidak ada warga yang mengetahui peristiwa itu, karena jarak rumah Rahida memang jauh dari rumah warga yang lain.
Rahida juga belum terdaftar di BPJS dan untuk biaya makan sehari-hari saja mereka mengharapkan bantuan warga. “Kasarnya, kalau ibunya tidak ada yang ngajak kuli harian, mungkin saja keluarga itu tidak makan. Mamaknya juga ada dan tinggal sekitar 500 meter dari mereka, tetapi ekonominya juga sama dan maaf juga sangat miskin,” tambah Buya Syafnil.

Saat ini pemerintah nagari dan seluruh unsur yang ada saling bahu-membahu membantu meringankan beban orang tua rahida.  Pemerintah nagari juga telah melakukan penggalangan dana kepada masyarakat yang dikampung maupun di perantauan untuk meringankan beban keluarga tersebut.

Untuk bolak balik dan untuk di rumah sakit saja mereka masih terkendala untuk biaya transportasi dari Air Dingin ke Kayu Aro yang berjarak lebih kurang 2-3 jam perjalanan menggunakan kendaraan. 
Sementara keluarga ini tidak memiliki motor dan juga handphone dan terpaksa dihandel kepala Jorong.

Bagi pembaca dan donatur yang ingin membantu Rahida, silahkan datang langsung ke RSUD arosuka atau melalui Redaksi Harian Koran Padang  (jn01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.