KesehatanPendidikan

Yayasan Rahmatul Aisy Arosuka Tetap Membandel Gelar Belajar Tatap Muka

SOLOK, JN- Meski Pemerintah Kabupaten Solok sudah beberapa kali memperpanjang sisitem pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 dengan sistem Daring dan Luring (tidak tatap muka), akan tetapi ada sekolah swasta, secara diam-diam memberlakukan tatap muka. Ironisnya, sekolah itu hanya berjarak sekitar 1 KM dari pusat.

Pemerintahan Kabupaten Solok, Arosuka, namun radius kedekatan tersebut seakan luput dari pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Solok. Padahal sesuai Surat Edaran (SE) Bupati Solok yang diteken Bupati Gusmal yang terbaru bertanggal, Arosuka 27 Oktober 2020 dengan Nomor : 420/431/Disdikpora-2020, jelas-jelas menyatakan sistem pembelajaran SMA, SMK, SMP, Madrasah, SD/Ibdtidaiyah, SDLB dilaksanakan secara Daring dan Luring (Tidak tatap muka). Demikian pula pelaksanaan ujian semester ganjil disesuaikan kalender Pendidikan Kab.Solok dan masih tetap Daring dan Luring yang diperpanjang sampai 19 Desember 2020 yang kemudian dievaluasi kembali.

Setentang perpanjangan belajar sistem Daring dan Luring ini, Bupati Solok telah  berulang kali membuat SE, di antaranya tertanggal 8 Juli, tangal 30 September dan terakhir 27 Oktober. Dimana intinya langkah preventif terhadap anak murid/pelajar atau siswa, menghindari bahaya Pandemi Covid-19 yang mematikan tersebut. Dan prihal ini amat sangat rentan terhadap mereka, apalagi bagi murid SD yang belum paham protokol kesehatan, berupa disiplin pakai masker, menjaga jarak (phisycal distancing) dllnya. Sehingga dengan lemahnya pengawasan Dinas Pendidikan yang dipimpin Zulkisar yang juga merupakan besanan Bupati Gusmal, niscaya boomerang bagi Kab.Solok. Dari informasi masyarakat di lingkungan Pemkab.Solok, yang anaknya banyak bersekolah di SD Rahmatul ‘Aisy, bahwa sekolah itu memang tutup sejak masa Pandemi. Akan tetapi dalam dua pekan belakangan ini telah rutin melakukan pembelajaran tatap muka di rumah guru-guru sekolah tersebut. Meski dalam proses pembelajaran tatap muka di rumah guru itu cuma relative pendek sekira dua jam atau tiga jam, namun bahaya penyakit menular tersebut setiap saat bakal mengancam anak-anak mereka.

Artinya orangtua dihadapkan posisi dilematis, yakni antara butuh dan cemas. Butuhnya anak-anak susah belajar dirumah, cemasnya bahaya corona berbaur belajar di rumah perumnas secara bersama-sama.

“Jangankan anak SD rentan terhadap bahaya Corona, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok saja sempat terpapar atas bahaya penyakit mematikan tersebut”, lapornya. Disampaikannya lagi, anak-anak disuruh datang belajar ke rumah guru. Ada yang di Sukarami, di Prumnas Hanshela 4 (depan SMA 2 Sumbar) yang notabene berdekatan  di Arosuka, tempatnya ngantor si Bupati dan Kadis Pendidikan. Ceritanya, keluhan ini telah pernah sampai ke Dinas Pendidikan, namun seakan kurang respon atas laporan.

Sehingga dengan kesan pembiaran-pembiaran seperti ini, patut diduga Dinas Pendidikan Kab.Solok mengabaikan amanah SE Bupati tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Drs.Zulkisar ketika dihubungi ke kantornya, Senin, (30/11), dari salah seorang stafnya menyebut lagi keluar. Saat dihubungi melalui 0813.6321.8611 belum dijawab (sw/tim)

Exit mobile version